Penulis buku Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman KH Fahmi Basya
berkeyakinan terungkapnya misteri Candi Borobudur yang menggambarkan
kisah nabi-nabi besar bisa berpotensi mengislamkan masyarakat dunia.
"Daya tarik Candi Borobudur akan mengalahkan lukisan Monalisa dan
bangunan bersejarah lain yang ada di dunia. Orang-orang di seluruh dunia
akan berdatangan untuk melihat fakta bahwa Borobudur menjelaskan
kebenaran Alquran, jadi bukan peninggalan umat Budha," kata KH Fahmi
dalam seminar bertema Titik balik Candi Borobudur di Kota Bogor, Jawa
Barat, Sabtu (6/4).
Ia menyebutkan Candi Borobudur tersusun dari dua bangunan yaitu bagian
bawah merupakan karya masa Nabi Sulaiman dengan bantuan para jin dan
bagian puncak merupakan bangunan milik Ratu Saba yang dipindahkan dengan
kecepatan cahaya ke bagian atas Candi Borobudur.
Dalam buku tersebut, ia menjelaskan dengan detail dan ilmiah
bukti-bukti bahwa Borobudur merupakan peninggakan Nabi Sulaiman seperti
adanya relief yang menggambarkan kisah Nabi Yunus yang terlempar dari
kapal dan siap diterkam ikan besar.
Kemudian ada relief yang menggambarkan Nabi Sulaiman, Nabi Daud (ayah
Sulaiman), kisah Ratu Saba yang mengangkat kain karena dikira lantai
yang
diinjak adalah kolam.
Ada 40 bukti eksak yang dijelaskan dalam buku tersebut. Salah satu
bukti paling kuat dan belum bisa dibantah ialah ditemukannya surat dari
Nabi Sulaiman bertuliskan, 'Bismillahirrahmanirrohim' di atas plat emas
di dalam kolam pemandian Ratu Saba atau Ratu Boko di daerah Sleman,
Jawa Tengah. Bahkan, diduga Sleman berasal dari nama Nabi Sulaiman.
Fahmi mengharapkan pemerintah Indonesia dapat melakukan kajian atas
temuan-temuan dan fakta yang diungkapkan olehnya, sehingga ada ekspedisi
yang membuktikan Candi Borobudur bukanlah peninggalan agama Buddha.
"Saya bisa membuktikan Borobudur bukanlah peninggalan Buddha. Tidak ada
bukti peninggalan Buddha di Borobudur. Tidak ada di relief candi ini
membuktikan Borobudur peninggalan Buddha," kata ahli matematika Islam ini.
Fahmi menyebutkan perlu perhatian pemerintah untuk melindungi Candi
Borobudur. Dari temuan tersebut akan menarik minat masyarakat dunia
untuk mendatangi Borobudur.
Mungkin selama ini masyarakat datang berkunjung hanya sekadar melihat
dan mendokumentasikan diri. Namun, fakta yang ia ungkapkan bahwa Candi
Borobudur menjadi bukti asal muasal bangsa Indonesia.
Pesan lain yang terkandung dalam penemuan itu ialah Nusantara merupakan
negeri Saba yang merupakan duplikatnya surga. Menurutnya, jika
pemahaman tersebut ditanamkan guru-guru kepada muridnya sejak kecil
akan menumbuhkan rasa bangga dan jiwa nasionalisme terhadap bangsa
Indonesia.
"Generasi muda kita akan menjadi percaya diri. Pemahaman ini perlu
dimasukkan dalam kurikulum. Guru-guru sejarah harus dilatih agar
menyebarluaskan pemahaman ini," katanya.
0 komentar:
Post a Comment