Munculnya tanda Kiamat ini dinyatakan oleh al-Qur’an dan sunnah Nabi saw dan sudah menjadi kesepakatan umat.
Adapun dalil dari al-Qur’an maka firman Allah swt, “Maka
tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi
manusia. Inilah adzab yang pedih. (Mereka berdoa), ‘Ya Tuhan kami,
lenyapkanlah dari kami adzab itu. Sesungguhnya kami akan beriman’.
Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang
kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka
berpaling daripadanya dan berkata, ‘Dia adalah seorang yang menerima
ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila. Sesungguhnya
(kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu
kamu akan kembali (ingkar). (Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam
mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi
balasan.” (QS. Ad-Dukhan: 10-16).
Adapun sunnah maka hadis riwayat Muslim dan lainnya dari hadits Hudzaefah bin Usaid Al-Ghifari berkata, “Rasulullah
saw melewati kami, sementara kami sedang berbincang-bincang. Beliau
bertanya, ‘Apa yang kalian perbincangkan?’ Kami menjawab, ‘Kiamat’.
Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya ia tidak akan datang sehingga kalian
melihat sepuluh tanda sebelumnya’. Lalu beliau menyebutkan dukhan
(kabut), Dajjal, binatang bumi, terbitnya matahari dari arah barat,
turunnya Isa bin Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga pembenaman: pembenaman
di timur, pembenaman di barat dan pembenaman di jazirah Arab, dan yang
terakhir adalah api yang menggiring manusia ke Mahsyar mereka.” (HR. Muslim no. 2901, Abu Dawud no.4311 dan at-Tirmidzi no. 2184).
Mengenai
ijma’ maka umat Islam telah bersepakat bahwa dukhan adalah salah satu
tanda Kiamat. Akan tetapi mereka berselisih pendapat tentang bentuk
kabut ini. Apakah tanda ini telah terjadi dan berlalu atau ia belum
terjadi?
Pendapat yang rajih adalah yang
menyatakan bahwa dukhan ini adalah salah satu tanda kekuasaan Allah
yang dikirim kepada hamba-hamba-Nya dan ia belum tiba. Ini adalah
pendapat Ali bin Abu Thalib, Abu Said al-Khudri, Ibnu Abbas dan jumhur
Salaf seperti Hasan al-Bashri dan lain-lainnya.
Ibnu Katsir mendukung pendapat dengan berdalil kepada zhahir hadits, “Kiamat tidak datang sehingga kalian melihat sepuluh tanda, salah satunya adalah dukhan.” Dan kepada hadits dalam ash-Shahihain tentang sabda Nabi saw kepada Ibnu Shayyad, “Sesungguhnya aku menyembunyikan untukmu sesuatu.” Ibnu Shayyad menjawab, “Yaitu dukh.” Nabi saw bersabda, “Duduklah dalam keadaan terhina karena kamu tidak akan melebihi kadarmu.” Dan yang disembunyikan oleh Nabi saw adalah ayat ad-Dukhan, “Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata.” Hadits ini menunjukkan bahwa dukhan ini belum muncul, ia masih ditunggu.
Ali bin Abu Thalib, “Tanda
dukhan ini belum terjadi, ia menyerang seorang mukmin seperti bentuk
influensa dan menggelembungkan orang kafir sehingga dia binasa.”
Ibnu Jarir dan Ibnu Hatim meriwayatkan dari Abdullah bin Abu Mulaikah berkata, “Suatu
hari saya menemui Ibnu Abbas dia berkata, ‘Malam ini aku tidak bisa
tidur sampai pagi’. Saya bertanya, ‘Mengapa?’ Dia menjawab, ‘Saya
mendengar orang-orang berkata bahwa bintang berekor telah muncul. Saya
khawatir dukhan telah muncul, maka saya tidak bisa tidur sampai pagi.”
Ibnu Katsir berkata, “Ini
adalah sanad yang shahih dari Ibnu Abbas Habrul Ummah dan Turjuman
al-Qur’an. Dan begitulah pendapat sahabat-sahabat dan tabiin-tabiin
yang sesuai dengan pendapatnya sesuai dengan hadits-hadits yang marfu’
baik yang shahih maupun hasan atau lainnya yang mereka sebutkan, semua
itu mengandung isyarat yang yakin dan jelas bahwa dukhan adalah salah
satu ayat yang masih ditunggu, di samping itu ia secara zhahir
disinggung oleh Al-Qur’an.”
Firman Allah Tabaraka Wa Taala, “Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata.” Yakni
jelas dan terang dilihat oleh siapa pun. Dan tidak seperti yang
ditafsirkan oleh Ibnu Mas’ud, karena ia adalah hayalan yang dilihat oleh
mata mereka, karena kelaparan yang sangat.
Begitu pula firman-Nya, “Yang meliputi manusia,”
Yakni menutupi mereka dan membuat mereka tidak melihat, jika dukhan
hanyalah hayalan yang khusus bagi penduduk Makkah yang musyrik, tentunya
tidak dikatakan, “Meliputi manusia.”
Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim berkata, “Sabdanya
saw tentang tanda-tanda Kiamat, ‘Kiamat tidak datang sehingga
sebelumnya kalian melihat sepuluh tanda, di antaranya dukhan dan
Dajjal.” Hadits ini mendukung pendapat yang mengatakan bahwa
dukhan adalah dukhan yang menyerang nafas orang-orang kafir dan
menyerang orang mukmin dalam bentuk influensa dan bahwa ia belum tiba,
ia akan terjadi menjelang hari Kiamat. Dan telah dijelaskan dalam kitab
Bad’ul Khalqi ucapan orang yang mengatakan ini dan pengingkaran Ibnu
Mas’ud kepadanya, di mana Ibnu Mas’ud menyatakan bahwa itu adalah
ibarat kekeringan yang menimpa Quraisy sehingga mereka melihat di
langit seperti ada kabut. Pendapat Ibnu Mas’ud ini diikuti oleh
beberapa kalangan. Sementara pendapat yang lain dinyatakan oleh
Hudzaefah, Ibnu Umar dan Hasan. Dan Hudzaefah meriwayatkan dari Nabi
saw bahwa dukhan ini berlangsung selama 40 hari. Dan bisa jadi itu
adalah dua Dukhan untuk menggabungkan antara atsar-atsar yang ada.”
0 komentar:
Post a Comment